DENPASAR, KOMPAS.com – Sebuah peristiwa tak biasa terjadi di Denpasar, Bali, ketika seorang pria bernama Taufiq (50) berpura-pura pingsan di atas genteng rumah warga selama lebih dari tiga jam. Kejadian tersebut terjadi usai dirinya dipergoki masuk ke pekarangan rumah tanpa izin, tepatnya di Jalan Tukad Ayun, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, pada Rabu (26/3/2025) siang.
Aksi dramatis yang berlangsung di atas genteng itu tak hanya membuat geger warga sekitar, tapi juga mengundang perhatian petugas kepolisian dan Tim SAR yang terpaksa turun tangan untuk mengevakuasi pelaku. Peristiwa ini menunjukkan betapa genteng, bagian rumah yang biasanya tak tersorot, bisa menjadi saksi kejadian yang tidak biasa.
Aksi Masuk Rumah Tanpa Izin Berujung Kepanikan
Insiden ini bermula sekitar pukul 11.00 WITA saat pemilik rumah, Ida Bagus Brahmantara (36), memergoki pria tak dikenal masuk ke dalam pekarangan rumahnya. Saat ditegur, pelaku bukannya pergi secara baik-baik, justru mencoba kabur dengan cara melompati pagar dan memanjat atap rumah tetangganya.
Warga yang melihat aksi tersebut sontak berkumpul dan mencoba menghadangnya. Namun, bukannya menyerah, pria asal Boyolali, Jawa Tengah, itu malah memutuskan untuk berpura-pura pingsan di atas genteng, berharap aksinya tidak mendapat perhatian lebih lanjut.
Genteng Rumah Jadi Lokasi Aksi Tak Biasa
Yang membuat peristiwa ini menarik adalah lokasi pelarian pelaku yang tidak biasa. Alih-alih bersembunyi di balik bangunan atau melarikan diri ke gang sempit seperti kebanyakan pelaku, Taufiq justru memilih genteng rumah sebagai tempat “berlindung”.
Atap rumah atau genteng yang seharusnya berfungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan, kali ini menjadi lokasi aksi dramatis yang mengundang perhatian publik. Taufiq berbaring di atas genteng, diam tak bergerak seperti orang pingsan.
“Awalnya dia masuk ke pekarangan rumah orang. Setelah diteriaki, dia panik dan naik ke genteng. Mungkin karena bingung melihat warga di bawah, dia memutuskan untuk berpura-pura pingsan,” kata Kapolsek Denpasar Timur, Kompol I Ketut Tomiyasa, Kamis (27/3/2025).
Upaya Evakuasi di Tengah Terik dan Kerumunan Warga
Petugas kepolisian yang menerima laporan dari warga langsung datang ke lokasi. Karena pelaku tidak merespons panggilan, tim gabungan yang terdiri dari polisi, pemadam kebakaran, dan Tim SAR pun dikerahkan. Mereka berupaya membangunkan Taufiq dengan menyemprotkan air dari selang pemadam.
Namun, meski sudah disemprot air dan diteriaki, Taufiq tetap berbaring tak bergerak di atas genteng. “Di atap kurang lebih tiga jam itu sampai proses evakuasi. Sudah disemprot pakai air, tapi dia tetap pura-pura tidur,” ujar Tomiyasa.
Akhirnya, petugas naik langsung ke atas atap untuk mengevakuasi pria tersebut. Evakuasi dilakukan dengan hati-hati mengingat kondisi genteng yang rawan pecah atau retak jika diinjak secara tidak hati-hati.
Genteng Sebagai Titik Fokus: Risiko dan Daya Tahan
Kejadian ini membuka mata banyak orang mengenai pentingnya kualitas dan kekuatan genteng rumah. Genteng yang kokoh bisa menahan beban sementara, seperti saat proses evakuasi ini berlangsung. Namun jika genteng rapuh atau sudah mengalami pelapukan, kejadian seperti ini bisa berujung kecelakaan.
Dalam konteks kejadian ini, genteng rumah tersebut ternyata cukup kuat untuk menahan berat tubuh orang dewasa selama beberapa jam, termasuk saat diinjak petugas saat proses evakuasi. Ini menjadi contoh tidak langsung bahwa pemilihan jenis genteng yang tepat, seperti genteng tanah liat berkualitas tinggi atau genteng beton, dapat berdampak pada keselamatan dalam kondisi ekstrem.
Pemeriksaan Medis dan Hasil Investigasi
Setelah berhasil dievakuasi, Taufiq langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan medis. Hasilnya menunjukkan bahwa pria tersebut dalam kondisi sehat dan sadar penuh, tanpa mengalami cedera maupun gejala pingsan yang sebenarnya.
Polisi pun melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui maksud dan tujuan pelaku. Namun hingga berita ini diturunkan, tidak ditemukan barang bukti yang mengarah pada niat melakukan tindakan kriminal seperti pencurian.
“Yang bersangkutan tidak membawa alat apa pun. Tidak ada kerusakan atau barang hilang dari rumah korban. Sehingga, setelah pemeriksaan selesai, kami lepaskan yang bersangkutan,” jelas Tomiyasa.
Pelajaran Penting dari Kejadian Unik di Atap
Insiden ini menjadi pengingat penting bagi warga untuk selalu waspada terhadap orang asing yang masuk ke lingkungan rumah. Selain itu, kejadian ini juga mengangkat kembali pentingnya kekuatan konstruksi atap rumah, khususnya genteng, yang sering kali diabaikan.
Genteng bukan hanya elemen estetika, tetapi juga penopang keselamatan dalam kondisi tak terduga. Jika genteng tersebut rapuh, bisa saja pelaku maupun petugas mengalami cedera akibat genteng pecah.
Reaksi Warga dan Media Sosial
Aksi Taufiq yang dramatis ini tentu tak luput dari sorotan warga. Banyak dari mereka yang merekam kejadian ini dan membagikannya di media sosial. Video Taufiq yang berpura-pura pingsan di atas genteng mendapat berbagai respons, mulai dari komentar lucu hingga kritikan terhadap aksinya.
“Baru kali ini lihat orang pura-pura pingsan di atas genteng. Hebat juga akalnya,” tulis salah satu pengguna Instagram. Namun ada pula yang menyayangkan tindakan pelaku, karena bisa membahayakan dirinya dan petugas.
Kisah pria berpura-pura pingsan di atas genteng ini menjadi salah satu peristiwa unik yang menunjukkan bahwa genteng rumah tidak hanya berfungsi sebagai pelindung bangunan, tetapi juga bisa menjadi lokasi kejadian yang tidak biasa. Penting bagi masyarakat untuk memahami arti penting dari pemeliharaan dan pemilihan material genteng yang kuat dan tahan lama.
Selain itu, kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar dan sikap cepat tanggap dari aparat sangat penting dalam menjaga keamanan pemukiman. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran dan hiburan tersendiri, serta mendorong kita untuk lebih memperhatikan kondisi atap rumah, baik dari sisi keamanan maupun kekuatan konstruksinya.
Sumber: regional.kompas.com