KENDAL – Sebuah rumah milik warga di Dusun Gondang, RT 2 RW 2, Desa Gondang, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal mengalami kerusakan parah akibat robohnya atap dan sebagian tembok bangunan. Peristiwa ini terjadi pada Rabu malam (23/4/2025) sekitar pukul 21:00 WIB, tanpa adanya hujan atau angin kencang.
Rumah yang dihuni enam orang ini milik Sopan Sofyan. Ia mengungkapkan bahwa saat kejadian, seluruh anggota keluarganya berada di dalam rumah. Sebagian sudah tertidur, sementara yang lain masih menonton televisi. Tiba-tiba terdengar suara keras disertai genteng berjatuhan, disusul robohnya bagian atap rumah sebelah timur.
“Waktu itu tidak ada tanda-tanda akan roboh. Tidak hujan, tidak ada angin kencang. Tiba-tiba ‘brak’, atap jatuh. Anak saya langsung bangun dan keluar rumah karena ketakutan,” ujar Sopan kepada wartawan Lingkar.co.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, akibat kondisi rumah yang sudah tidak layak huni, keluarga ini terpaksa mengungsi ke rumah tetangga untuk sementara waktu.
Kondisi Rumah Sudah Tua, Material Penyangga Rapuh
Dari hasil pengamatan di lapangan, rumah milik Sopan dibangun sekitar dua dekade lalu dengan struktur utama dari bambu dan kayu lokal. Selama ini, belum pernah dilakukan renovasi besar, terutama pada bagian penyangga atap yang perlahan rapuh dimakan usia dan rayap.
“Sudah lebih dari 20 tahun rumah ini berdiri. Belum pernah diganti tiang atau penyangganya. Kayu dan bambunya sudah keropos,” kata Ketua RW 2, Jumat, yang ikut membantu proses evakuasi dan pembersihan.
Material bangunan rumah seperti ini masih umum digunakan di beberapa desa di Kabupaten Kendal, terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini menunjukkan pentingnya perhatian pemerintah terhadap program rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH).
Warga Kompak Gotong Royong Bersihkan Puing
Setelah peristiwa terjadi, warga sekitar langsung bergotong royong membantu keluarga Sopan. Mereka membersihkan puing-puing atap dan tembok yang roboh, sekaligus mengumpulkan iuran sukarela untuk membantu membangun atap darurat dari bambu.
“Kami langsung inisiatif gotong royong. Ini sudah menjadi budaya kita di desa. Tidak mungkin kita biarkan tetangga kesusahan sendirian,” ujar Jumat.
Hingga kini, rumah Sopan masih dalam kondisi rusak berat dan tidak bisa ditinggali. Warga berharap ada bantuan segera dari pihak berwenang agar rumah tersebut bisa kembali layak huni, setidaknya untuk sementara waktu.
Sopan Sofyan: “Saya Hanya Ingin Rumah Kami Bisa Ditempati Lagi”
Dalam kondisi prihatin, Sopan tetap berharap pemerintah atau dermawan bisa membantu memperbaiki rumahnya. Ia mengaku tidak memiliki cukup biaya untuk melakukan renovasi secara mandiri.
“Saya hanya ingin anak-anak bisa tidur nyenyak lagi di rumah sendiri. Sekarang mereka harus tidur di rumah orang lain. Saya sangat berharap ada bantuan, meski hanya untuk menutup bagian atap,” ungkap Sopan, dengan nada penuh harap.
Keluarga Sopan saat ini ditampung sementara di rumah tetangganya yang tidak jauh dari lokasi rumah roboh. Bantuan logistik seperti makanan dan tikar didapat dari warga sekitar.
Pemerintah Desa: Sudah Kami Laporkan, Tinggal Menunggu Tindak Lanjut
Pihak Pemerintah Desa Gondang mengaku telah mendata kondisi rumah dan langsung melaporkannya ke Kecamatan Cepiring untuk diteruskan ke dinas terkait.
“Kami sudah mengirim laporan ke kecamatan. Semoga segera ada tindak lanjut, minimal bantuan material untuk atap darurat,” kata salah satu perangkat desa yang enggan disebutkan namanya.
Selain menunggu bantuan dari pemerintah, perangkat desa juga membuka pintu bagi pihak swasta atau komunitas kemanusiaan yang ingin ikut membantu merenovasi rumah tersebut.
Fenomena Rumah Tidak Layak Huni di Kendal
Peristiwa rumah roboh ini bukan yang pertama kali terjadi di Kendal. Berdasarkan data Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Kendal, masih terdapat ratusan rumah tidak layak huni tersebar di berbagai kecamatan, termasuk di wilayah Cepiring.
Faktor utama penyebab kerusakan rumah-rumah tersebut antara lain:
-
Penggunaan material murah seperti bambu dan kayu tua
-
Kurangnya perawatan dan renovasi berkala
-
Ketidaktahuan warga akan teknik bangunan tahan lama
-
Keterbatasan ekonomi masyarakat
Program perbaikan RTLH sudah dijalankan secara bertahap oleh pemerintah daerah, namun kuotanya terbatas dan belum mampu menjangkau seluruh rumah yang membutuhkan renovasi.
Perlu Aksi Cepat dan Dukungan Banyak Pihak
Melihat kondisi rumah Sopan, banyak pihak berharap pemerintah mempercepat realisasi program bantuan perbaikan rumah warga. Selain itu, kolaborasi dengan pihak swasta dan LSM kemanusiaan sangat dibutuhkan agar masalah rumah roboh seperti ini tidak terus berulang.
“Kalau tidak ada intervensi cepat, bisa jadi rumah-rumah lain yang kondisinya hampir sama juga akan roboh. Kita tidak ingin ada korban ke depannya,” ujar Ketua RT setempat.
Peristiwa robohnya atap rumah Sopan Sofyan di Dusun Gondang menjadi cerminan nyata masih banyaknya rumah warga di daerah yang tidak layak huni. Meski tidak ada korban jiwa, dampaknya sangat besar secara psikologis dan sosial. Harapan bantuan dari pemerintah dan gotong royong warga menjadi penyelamat sementara.
Perlu upaya sistematis dan cepat untuk memperbaiki kondisi ini. Jangan sampai musibah semacam ini menjadi cerita yang terus berulang di masa depan.
Sumber: lingkar.co