Semangat Lebaran, Pemuda Kampung Kaman Kompak Gotong Royong Pasang Genteng Rumah Warga

LINTASCAKRAWALANEWS.COM – PASIR GINTUNG, TANGERANG — Nuansa Lebaran bukan hanya soal baju baru dan hidangan khas, tapi juga tentang nilai-nilai kebersamaan yang masih terjaga dalam masyarakat. Hal ini tergambar jelas dalam aksi gotong royong pemuda Kampung Kaman, RT 11 RW 02, Desa Pasir Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang. Di tengah libur panjang Hari Raya Idulfitri 1446 H, sekelompok pemuda dengan sukarela membantu memperbaiki atap rumah milik salah satu warga, Bapak Sakum, dengan memasang genteng baru.

Kegiatan ini dilakukan pada Jumat, 04 April 2025, dan menjadi bukti nyata bahwa semangat gotong royong tidak pernah surut, bahkan di tengah euforia Lebaran. Aksi tersebut tak hanya meringankan beban warga yang membutuhkan, tapi juga memperkuat tali silaturahmi dan solidaritas sosial di lingkungan masyarakat.

“Ini bentuk kepedulian kami terhadap sesama. Walaupun masih suasana Lebaran, kami tetap ingin membantu warga yang membutuhkan,” ujar Dimas (22), salah satu pemuda yang aktif dalam kegiatan gotong royong tersebut.


Genteng Bukan Sekadar Atap, Tapi Simbol Kepedulian

Genteng dalam kegiatan ini bukan sekadar elemen bangunan, melainkan menjadi simbol solidaritas dan kebersamaan. Rumah Bapak Sakum yang sebelumnya bocor dan gentengnya banyak yang rusak, kini terlihat lebih layak huni berkat kerja sama para pemuda kampung.

Material genteng yang digunakan merupakan hasil sumbangan kolektif dari warga sekitar, ditambah dengan bantuan dari beberapa tokoh masyarakat setempat. Tidak sedikit pemuda yang menyisihkan uang jajan atau THR Lebaran mereka untuk membeli perlengkapan tambahan seperti semen, paku, dan alat bantu kerja lainnya.


Dari Swadaya Warga hingga Aksi Kolektif Pemuda

Gotong royong tersebut berawal dari obrolan sederhana di pos ronda. Para pemuda menyadari bahwa rumah Bapak Sakum sudah lama butuh perbaikan, namun terkendala biaya. Dalam waktu singkat, mereka sepakat untuk bergerak secara swadaya.

Dengan dukungan penuh dari ketua RT dan warga lain, mereka mengatur jadwal kerja, mengumpulkan bahan, dan membentuk tim kerja. Tak ada bayaran, tak ada pamrih. Semua dilakukan dengan semangat ikhlas dan kekeluargaan.

“Saya benar-benar terharu. Mereka kerja dari pagi sampai sore tanpa mengeluh. Ini bukti kalau jiwa gotong royong masih hidup di kampung ini,” ujar Bapak Sakum sambil menahan haru.


Pemuda Sebagai Motor Penggerak Sosial di Kampung

Fenomena seperti ini menunjukkan betapa pentingnya peran pemuda dalam pembangunan masyarakat, tidak hanya secara fisik, tapi juga dalam menjaga nilai-nilai kebudayaan lokal. Di tengah arus digitalisasi dan gaya hidup modern, mereka membuktikan bahwa nilai seperti gotong royong masih relevan dan dibutuhkan.

Menurut Andi (24), koordinator kegiatan, ini bukan pertama kalinya mereka terlibat dalam kegiatan sosial. Sebelumnya, mereka rutin mengadakan kerja bakti lingkungan, menggalang donasi untuk warga sakit, hingga mengadakan acara buka puasa bersama dengan anak yatim.

“Kita ingin jadi pemuda yang bermanfaat, bukan cuma nongkrong atau main HP. Lewat kegiatan seperti ini, kita bisa lebih dekat dengan warga dan belajar bertanggung jawab,” jelas Andi.


Lebaran Tak Menghalangi Aksi Nyata

Meski masih dalam suasana libur Lebaran, semangat kerja para pemuda tidak surut. Bahkan beberapa dari mereka menunda rencana berkunjung ke rumah saudara demi ikut serta dalam kegiatan ini. Dengan alat seadanya, mereka memanjat atap, menyusun genteng, memperbaiki reng kayu yang lapuk, dan memastikan rumah bisa kembali dihuni dengan aman.

Warga yang lewat pun tak sedikit yang berhenti sejenak untuk memberikan semangat atau menyumbangkan makanan ringan bagi para pemuda. Suasana kampung menjadi hidup, penuh kehangatan dan kekeluargaan.


Dampak Positif dan Potensi Penularan Nilai Sosial

Kegiatan ini tidak hanya berdampak langsung bagi Bapak Sakum, tapi juga menyebarkan energi positif di masyarakat. Anak-anak yang menyaksikan ikut merasa terinspirasi, sementara orang tua merasa bangga melihat pemuda kampung beraksi nyata. Bahkan, rencana untuk melakukan kegiatan serupa di rumah warga lain pun mulai direncanakan.

“Kami ingin kegiatan ini jadi rutinitas. Kalau tidak bisa tiap bulan, mungkin tiga bulan sekali. Setiap orang pasti punya masalah, dan kalau kita bisa bantu bersama, itu lebih ringan,” ungkap Rendi (21), anggota tim gotong royong.


Pemuda Desa, Garda Terdepan Pembangunan Sosial

Pemerintah daerah setempat juga diharapkan bisa mendukung kegiatan seperti ini. Melalui program pemuda desa atau dana sosial CSR, kegiatan gotong royong bisa lebih terfasilitasi dan meluas jangkauannya.

Jika setiap kampung memiliki pemuda seperti di Kampung Kaman, bukan tidak mungkin akan terbentuk jaringan komunitas yang kuat, mandiri, dan berdaya. Bukan hanya soal genteng, tetapi juga perbaikan lingkungan, edukasi kesehatan, bahkan pemberdayaan ekonomi lokal.


Semangat Yang Patut Diteladani

Kisah pemuda Kampung Kaman adalah potret inspiratif dari kekuatan masyarakat akar rumput. Di tengah dunia yang semakin individualis, aksi gotong royong yang tulus ini menjadi pengingat bahwa kebaikan sederhana bisa membawa dampak luar biasa.

Di balik genteng-genteng yang tersusun rapi di atas rumah Bapak Sakum, tersembunyi cerita tentang cinta kasih, kerja sama, dan komitmen sosial. Dan itu semua dimulai dari sekelompok anak muda yang memilih untuk peduli.

Semoga kisah ini tak hanya berhenti di Pasir Gintung, tetapi bisa menular ke banyak kampung lain di seluruh penjuru negeri.

Sumber: lintascakrawalanews.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *